Senin, 07 November 2011

Beras Dalam Perekonomian Indonesia



Beras adalah bagian dari bulir padi yang sudah dipisah dari sekam atau kulit padi. Beras adalah makanan pokok rakyat Indonesia dan dua per tiga dari penduduk dunia. Produksi padi asal Cina menyebar ke negara-negara seperti Sri Lanka dan India. Diyakini bahwa beras dibawa ke Asia Barat dan Yunani pada 300 SM oleh tentara Alexander Agung. Pada 800 Masehi, orang-orang di Afrika Timur berdagang dengan orang-orang dan India, dari sini Indonesia diperkenalkan pada beras. Selain itu, diyakini bahwa budak dari Afrika membawa beras dari tanah mereka. Pada tahun 1700, 300 ton beras dari Amerika dikirim Inggris. Setelah Perang saudara berakhir, beras diproduksi di seluruh daerah Selatan. Indonesia jg sebagai negara yang memproduksi padi terbesar di dunia dan terus meningkat tiap tahunnya.

Angka ramalan I Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi padi selama tahun 2011 diperkirakan mencapai 67,31 juta ton gabah kering giling atau setara dengan 37,8 juta ton beras.
“Hitungan produksi beras dibuat setelah dikurangi padi yang digunakan untuk pakan ternak, bahan baku industri, bibit dan padi yang tercecer,” kata Kepala BPS Rusman Heriawan saat menyampaikan berita resmi statistik di kantor BPS Jakarta, Selasa.
Produksi padi angka ramalan I, menurut Rusman, meningkat 1,35 persen dibanding produksi tahun 2010 yang menurut perhitungan sementara mencapai 66,41 juta ton gabah kering giling. Ia menjelaskan kenaikan produksi padi tahun ini menurut perkiraan terjadi karena penambahan luas areal panen padi sebanyak 14,51 ribu hektare (0,11 persen) dan peningkatan produktifitas sebesar 0,62 kwintal per hektare (1,24 persen).
Menurut angka ramalan BPS, peningkatan produksi padi utamanya akan ditopang oleh kenaikan produksi padi sebanyak 56,55 ribu ton di Jawa dan sebanyak 839,31 ribu ton di luar Jawa. Diperkirakan, kenaikan produksi 2011 yang relatif besar terjadi di Provinsi Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan.
Sedangkan penurunan produksi yang cukup besar, menurut dia, diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Barat, Banten dan Kalimantan Tengah. BPS juga memperkirakan, kenaikan produksi padi terjadi antara Januari-April dan Mei-Agustus dengan kisaran berturut-turut 1.148,89 ribu ton dan 935,95 ribu ton. Sementara penurunan produksi diperkirakan terjadi selama September-Desember dengan volume 1.188,99 ribu ton lebih rendah dari produksi pada kurun yang sama tahun 2010.
Rusman menjelaskan dengan produksi beras pada 2011 diperkirakan surplus pada akhir tahun karena volumenya melebihi kebutuhan beras nasional. Produksi beras nasional menurut angka ramalan pertama sebanyak 37,8 juta ton sedang kebutuhan nasional, dengan asumsi jumlah penduduk 241,1 juta orang dan konsumsi 139,15 kilogram per kapita per tahun sebanyak 33,5 juta ton.
Sungguh ironis, data diatas menunjukan bahwa Indonesia telah menjadi negara pembeli atau pengimpor beras terbesar di dunia. Populasi penduduk Indonesia sekitar 240 juta jiwa serta sumber daya alam yang melimpah seharusnya Indonesia mampu menjadi negara yang memiliki stok beras sendiri tanpa harus menjadi negara pengimpor beras.
Kenaikan Harga Beras
Salah satu penyebabmahalnya harga beras adalah menurunnya pertumbuhan produksi padi yang salah stunya dipengaruhi oleh faktor cuaca. Contoh perubahan cuaca yang terjadi di Vietnam dan Thailand yang dikenal sebagai negara pengekspor beras akan menyebabkan harga beras akan meningkat karena mereka akan membatasi ekspor untuk memepertahankan ketahana pangan negara mereka sendiri.
Meningkatnya harga beras tidak lepas dari hokum permintaan dan penawaran. Permintaaan beras di Indonesia sangatlah besar yakni mencapai angka konsumsi 139kg per kapita per tahun. Padahal negara-negara Asia hanya kurang dari 100 kg per kapita per tahun. Permintaan yang tinggi ini tidak di imbangai dangan peningkatan produksi beras dalam negeri. Pada saat ini permintaan dan penawaran pada titik yang cukup seimbang namun bila mana terjadi goncangan maka harga akan cepat berubah dan fluktuatif.berikut pergerakan harga beras domestic pada taun 2010:


Dan berikut daftar harga beras saat ini:

Beras Lokal vs Beras Impor
SAMPAI SAAT INI BERAPA BESAR PRODUKSI PADI NASIONAL?
Produktivitas rata-rata nasional saat ini sekitar 4,6 ton gabah kering giling per hektare. Produksi sebanyak itu bahkan sedikit lebih tinggi daripada produksi di Thailand dan Vietnam. Produktivitas lahan pasang surut yang tadinya rendah, ternyata dengan benih hibrida bisa tingkatkan 2 sampai 3 kali lipat. Artinya, potensi untuk meningkatkan produktivitas masih sangat besar.
Itu membuktikan bahwa pertanian Indonesia masih lebih subur dibanding negara Thailand atau Vietnam.namun kenapa pemerintah tetap ingin melakukan impor beras dari negara lain. Dikabarkan Indonesia juga akan mengimpor beras dari Kamboja dan Pakistan. Kebijakan itu diambil untuk menambah stok beras yang ada. Namun di beberapa daerah yang menjadi lumbung padi di Indonesia menyatakan stok beras mereka aman dan ada beberapa yang sudah melebihi target produksi.
Pada tabel produksi beras di atas juga terlihat bahwa produksi beras trus meningkat tiap tahunnya. Namun, pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia tidak terkontrol sehingga permintaan juga akan terus meningkat karena beras adalah makanan pokok bangsa Indonesia dan bila hanya mengandalkan produksi dalam negri tidak akan tercukupi.
Impor beras yang membanjiri Indonesia menyebabkan pemerintah melakukan kebijakan proteksi terhadap ekonomi beras di Indonesia sejak tahun 2000. kebijaknnya terbagi atas kebijakan tarif dan nontarif. Kebijakan tarif yaitu pemerintah membebankan tarif impor sebesar Rp430/kg dan kebijakan nontarif meliputi kebijakan tarif pengawasan dan pembatasan impor. Kebijakan ini mampu menurunkan impor dan meningkatkan harga dalam negri sehingga meningkatkan kemekmuran para petani dan dapat meningkatkan surplus produsen. Oleh karena itu kebijakan ini dinilai berhasil unruk meningkatkan pertanian dan perekonomian negara.
Namun Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk melakukan ekspor beras. Namun masih dalam pertimbangan kaerena harus meninjau kembali kondisi yang sedang terjai seperti keadaan stok yang memadai,stabilitas harga dan tingkat konsumsi.
Jadi impor hanya dilakukan untuk menjaga stok beras Indonesia agar tidak terjadi kekurangan bilamana terjadi sesuatu yang tidak diharapkan sepeti gagal panen dan bencana alam.
Surplus dan Shortage
- KASUS SURPLUS
Bila harga beras cianjur slyp sebesar Rp.13000/kg apa yang akan terjadi?
Pada harga Rp.13000 produsen akan meningatkan jumlah beras yang ada di masyarakat tetapi masyarakat beranggapan harga tersebut lebih tinggi dibanding harga pasar.sehingga permintaan akan turun dan jumlah beras yang terjual sedikit dibanding yang ditawarkan. Sehingga ada sejumlah beras yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga akan terjadi surplus.
- KASUS SHORTAGE
Bila harga beras setra sebesar Rp.7000/kg apa yang akan terjadi?
Pada harga Rp.7000 dimana harga tersebut lebih rendah dari harga pasarnya maka akan terjadi peningkatan permintaan dari masyarakat tetapi beras yang beredar tidak mencukupi maka akan terjadi kelangkaan. Kejadian inilah yang menyebabkan shortage.
Referensi
http://www.majalahtrust.com/bisnis/interview/1219.php
http://www.hilmifirdaus.com/2011/07/indonesia-jadi-negara-pengimpor-pembeli.html
http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&task=view&id=163&Itemid=42
http://id.wikipedia.org/wiki/Beras
http://www.bulog.co.id/
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5171&Itemid=29
http://www.antaranews.com/berita/248157/produksi-beras-2011-diperkirakan-37-juta-ton

Tidak ada komentar:

Posting Komentar