Rabu, 06 Juni 2012

Hubungan LDR dengan Asuransi Jiwa Berjangka

Kelompok 8:
1. Abdul Halim Utama (20210018)
2. Benjamin Eliezer Pascareno Simanjuntak (21210386)
3. Prayoga Cahayanda (25210378)



Loan to Deposit Ratio
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber.pengertian lainnya LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwasuatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau realtif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa,1999:23). LDR disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.
Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan.Menurut Mulyono (1995:101), rasio LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank (Dendawijaya, 2000:118). Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 85%. Namun batas toleransi berkisar antara 85%-100% atau menurut Kasmir (2003:272), batas aman untuk LDR menurut peraturan pemerintah adalah maksimum 110 %.
Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasiatau kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.
Menurut Dendawijaya (2005)  Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun memang akan menguntungkan, namun hal ini terkait resiko apabila sewaktu-waktu  pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena resiko karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, batas minimum pinjaman yang diberikan bank adalah 80% dan maksimum 110%. Rumus Loan to Deposit Ratio sebagai berikut :


Kredit merupakan total kredit yang  diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antar bank). Dana Pihak Ketiga mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank).
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa LDR pada saat ini berfungsi sebagai indikator intermediasi perbankan. Begitu pentingnya arti LDR bagi perbankan maka angka LDR pada saat ini telah dijadikan persyaratan antara lain
1).Sebagai salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan bank.
2).Sebagai salah satu indikator kriteria penilaian Bank Jangkar (LDR minimum 50%),
3).Sebagai faktor penentu besar-kecilnya GWM (Giro Wajib Minimum) sebuah bank.
4).Sebagai salah satu persyaratan pemberian keringanan pajak bagi bank yang akan merger.
Asuransi Jiwa Berjangka
Asuransi jiwa berjangka merupakan suatu bentuk paling sederhana program asuransi, yang memberikan perlindungan asuransi untuk suatu jangka waktu tertentu dan membayarkan manfaat hanya jika tertanggung meninggal dalam jangka tersebut. Misal, tuan Joko membeli suatu polis asuransi jiwa berjangka tetap 5-tahun sebesar Rp 100.000.000, dengan menyebut nona Atun sebagai waris. Jika tuan Joko meninggal dalam jangka polis, nona Atun akan menerima manfaat kematian sebesar Rp 100.000.000. Jika tuan Joka hidup melampaui jangka tersebut, maka tidak terjadi pembayaran manfaat, dan jika tuan Joko membatalkan polis dalam jangka 5-tahun maka tidak terdapat pembayaran apapun, artinya dalam polis berjangka tidak terdapat nilai tunai.
Jangka liputan dalam polis ini dapat didefinisikan dalam tahun atau dalam usia, missal jangka sampai usia 45 tahun. Polis berjangka diterbitkan untuk jumlah tahun yang telah ditetapkan memberikan liputan sejak diterbitkan sampai dengan akhir tahun yang ditetapkan.
Bentuk Dasar Asuransi Jiwa Berjangka
Terdapat beberapa bentuk asuransi jiwa berjangka yang ditawarkan perusahaan asuransi, masing- masing dibedakan oleh jumlah manfaat yang dikenal sebagai tetap, menurun, dan menaik.
  1. Asuransi Jiwa Berjangka Tetap
Jenis asuransi ini memberikan perlindungan pada tingkat jumlah yang tetap sampai jangka liputan berakhir. Sebagai contoh, suatu polis asuransi jiwa Rp 10.000.000 berjangka tetap 10-tahun akan memberikan perlindungan selama 10 tahun. Bila tertanggung meninggal dalam jangka 10 tahun, maka pembayaran manfaat Rp 10.000.000 dibayarkan kepada ahli warisnya, tetapi jika tertanggung meninggal di luar jangka 10 tahun tidak terjadi pembayaran manfaat.
  1. Asuransi Jiwa Berjangka Menurun
Jenis asuransi ini mempunyai karakteristik jumlah manfaat yang menurun secara bertahap sepanjang jangka liputan perlindungan. Misal, asuransi jiwa berjangka menurun sebesar Rp 100.000.000 selama 20-tahun akan membayarkan manfaat kematian sebesar Rp 100.000.000 pada awal tahun polis yang akan menurun hingga mencapai Rp 0 pada akhir tahun polis.
Jenis asuransi ini terbaik untuk digunakan bila terdapat kebutuhan perlindungan yang menurun dari tahun ke tahun. Misal, seseorang mempunyai pinjaman selama 30 tahun sebesar Rp 100.000.000 dapat membeli asuransi jiwa berjangka menurun untuk pinjaman. Sehingga bila dalam jangka pinjaman ia meninggal dunia, perusahaan asuransi membayar manfaat sebesar sisa pinjamannya. Jenis ini biasa dinamai asuransi jiwa kredit untuk meliput pembayaran sisa pinjaman.
  1. Asuransi Jiwa Berjangka Menaik
Jenis asuransi jiwa ini memberikan manfaat kematian yang menaik pada selang periodic sepanjang jangka polis. Jumlah kenaikan biasanya dinyatakan sebagai jumlah tertentu atau persentase dari jumlah awal, atau dapat dikaitkan dengan indeks biaya.
Keragaman Asuransi Jiwa Berjangka
Kebanyakan polis asuransi jiwa berjangka mempunyai ragam dua pilihan yang dapat meluaskan jangka liputan, bila diingankan pemegang polis, yaitu pilihan pembaharuan polsi dan pilihan konversi polis.
a)      Pilihan Pembaharuan Polis
Pilihan pembaharuan polis memungkinkan pemilik polis untuk memperbaharui jangka polis sebelum tanggal terminasi, tanpa harus menunjukan persyaratan keabsahan asuransi. Misal polis asuransi jiwa berjangka 5 tahun yang dapat diperbaharui memungkinkan pemegang polis untuk memperpanjang dalam jangka yang sama dan liputan yang sama. Premi untuk jangka liputan berikutnya akan lebih besar daripada jangka liputan yang pertama, menunjukkan bahwa terjadi kenaikan risiko pada asuradur. Keuntungan pilihan pembaharuan adalah memungkinkan tertanggung melanjutkan perlindungan asuransinya, sekalipun ia telah tidak abash diasuransikan.
Satu jenis asuransi jiwa berjangka dengan pembaharuan adalah asuransi berjangka tahunan yang diperbaharui. Pada intinya, jenis asuransi ini merupakan bentuk dasar asuransi jiwa, yang memberikan perlindungan untuk satu tahun dan memperkenankan pemilik polis untuk satu tahun dan memperkenankan pemilik polis untuk memperbaharui liputan setiap tahunnya, tanpa pengujian keabsahan liputan. Sekalipun demikian kebanyakan perusahaan asuransi jiwa membatasi jumlah pembaharuan misal dibatasi hingga usia tertentu.
Beberapa program asuransi jiwa berjangka dengan pembaharuan menawarkan pilihan re-entry, yaitu pada akhir jangka waktu pemilik polis dijamin dapat memperbaharui liputannya tanpa uji keabsahan dan dengan tarif premi yang tercantum dalam polis. Tetapi juga pada selang berkala pemilik polis dapat menunjukan keabsahan asuransi dan jika diketemukan oleh perusahaan asuransi bahwa ia memenuhi syarat bahkan dapat diberikan dengan tarif premi yang lebih rendah.
b)      Pilihan untuk Konversi
Pilihan kedua yang umum pada asuransi jiwa berjangka adalah pilihan untuk konversi yang memungkinkan pemilik polis berhak untuk melakukan koversia tau menukarkan polis asuransi berjangka menjadi polis asuransi jiwa seumur hidup tanpa harus menunjukan keabsahan asuransi. Pertukaran ini melibatkan penerbitan polis asuransi jiwa seumur hidup dengan tarip premi sesuai dengan usia tertanggung pada saat pertukaran terjadi atau usia penerbitan asuransi jiwa berjangka. Misal Budsir pada usia 30 tahun membeli polis asuransi jiwa berjangka 25-tahun dengan nilai Rp 100.000.000, maka ia harus membayar premi tahunan sebesar Rp 297.721. Pada usia 35 tahun pada waktu ia melakukan konversi asuransi jiwa seumur hidup untuk usia 35 yahun, berarti polisnya dikonversikan pada usia saat itu, maka besar premi tahunannya menjadi Rp 629.853. Tetapi jika Budsir membeli asuransi jiwa berjangka pada usia 30 tahun, kemudian pada usia 35 tahun ia melakukan konversi ke asuransi jiwa seumur hidup dengan tarip premi untuk usia 30 tahun, maka koversinya berdasar usia asal dengan premi tahunan sebesar Rp 516.737 dengan syarat adanya pembayaran tambahan sebesar Rp 1.395.981 pada saat konversi. Pilihan konversi ini biasanya dibatasi waktunya, misalnya tiga atau lima tahun sebelum polis asuransi berjangka berakhir.
Premi Asuransi Jiwa Berjangka
Untuk memahami bahwa jumlah premi asuransi menggambarkan tingkat risiko yang diterima oleh perusahaan asuransi pada saat penerbitan polis. Pada asuransi jiwa, usia merupakan factor risiko yang utama, makin tinggi usia, makin besar kemungkinan meninggal. Tinjau dua orang laki-laki masing-masing berusia 25 tahun dan 55 tahun. Keduanya membeli asuransi berjangkan 10-tahun dengan nilai Rp 100.000. Secara statistic, orang berusia 55 tahun akan lebih besar kemungkinan meninggal dalam 10 tahun disbanding orang yang berusia 25 tahun, dengan kata lain, perusahaan asuransi akan lebih mungkin membayar manfaat asuransi kepada orang berusia 55 tahun daripada kepada orang yang berusia 25 tahun. Akibat dari perbedaan risiko ini, maka orang yang berusia 55 tahun akan membayar premi lebih tinggi untuk perlindungan asuransi yang sama dengan orang berusia 25 tahun.
Pada kenyataanya, terdapat beberapa orang yang tidak mampu membayar premi pada usia yang lebih lanjut, oleh karena itu perusahaan asuransi menawarkan program asuransi jiwa berjangka dengan dasar premi tetap, artinya tarif premi dihitung dan dibebankan dengan tingkat yang tetap sepanjang jangka polis. Jika polis diperbaharui, premi akan disesuaikan ke atas menggambarkan adanya peningkatkan risiko dan akan bertahan pada tingkat yang tetap sepanjang jangka pembaharuan.

Premi
Usia
Tetap
Tunggal
20
2.225,82
27.573,62
25
2.053,50
24.709,19
30
1.901,03
21.841,90
35
1.774,49
18.940,71
40
1.696,01
16.039,29

Hubungan antara Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan Asuransi Jiwa Berjangka adalah: Untuk meningkatkan rasio LDR, maka bank harus meningatkan tingkat penyaluran kreditnya. Tingkat penyaluran kredit yang tinggi tentu akan meningkatkan risiko Non Performing Loan (NPL). Salah satu risiko yang dapat terjadi adalah meninggalnya debitur sehingga pembayaran kredit akan terhenti. Untuk itulah diperlukan Asuransi Jiwa Berjangka untuk mengkover risiko yang mungkin terjadi ini.

SIA ( Sistem Informasi Akuntansi ) Deposit

Kelompok 8:
1. Abdul Halim Utama (20210018)
2. Benjamin Eliezer Pascareno Simanjuntak (21210386)
3. Prayoga Cahayanda (25210378)



I.     Pendahuluan

            Era informasi saat ini menuntut setiap organisasi untuk menggunakan sarana teknologi dalam upaya mempersingkat prosedur kerja guna dapat memperoleh informasi dalam porsi yang cukup, cepat dan tepat waktu..  Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat memenuhi kompleksitas kebutuhan akan informasi pada setiap tingkatan organisasi dan pihak yang terkait menuntut sumber pengelola data dapat dengan cepat, tepat dan akurat mengolah informasi yang ada dan menyajikan hasil/laporan yang diperlukan. SIA dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya. Sistem inforamsi akuntansi sangat diperlukan bagi pemakai akuntansi yaitu pihak luar(ekstern) oragnisasi perusahaan dan pihak dalam(intern) oraganisasi perusahaan. Kebutuhan para pemakai ekstern dapat dipenuhi dengan adanya publikasi laporan laba/rugi. Sedangkan para pemakai intern dapat memenuhi kebutuhan informasi akuntansinya untuk mencapai nilai ekonomis (laba) perusahaan semaksimal mungkin. Beberapa tujuan dari SIA :

1. Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen
3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung-jawaban

            Ada delapan faktor yang mempengaruhi kinerja SIA, yaitu keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal Sistem Informasi (SI), ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SI, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah SI dan lokasi dari departement SI, hanya faktor dukungan manajemen puncak yang mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja SIA terutama pada atribut kepuasan pemakai.

            Sistem Bank dapat diklasifikasikan sebagai sistem yang “hybrid”, sistem  yang menyediakan operasi akuntansi dasar, bank dukungan software sistem informasi keputusan, produk perbankan offline (asuransi, usaha pengelolaan keuangan rencana) diimplementasikan dan dilaksanakan pada jaringan intra-kantor untuk melayani pelanggan. Dengan berkembangnya dunia perbankan Indonesia, manajemen bank sangat membutuhkan semua informasi dalam menetapkan kebijakan yang dapat menguntungkan perusahaan. Untuk itu, disamping diperlukan kecakapan manajer, juga diperlukan SIA yang baik.. Dengan implementasi SIA yang baik pada sistem bank, manajer dapat memperoleh informasi tentang operasi perusahaan sehingga manajemen dapat melakukan keputusan secara efisien dan tepat dari masalah yang ada di bank.


Langkah-Iangkah pembukaan rekening tabungan dari segi pengoperasian sistem aplikasi adalah pemilihan dan penggunaan fasilitas menu yang disediakan pada sistem tersebut. Banyaknya fasilitas menu yang tersedia pada sistemtersebut membutuhkan alur data yang jelas untuk pembukaan rekening yaitu hanya menggunakan menu-menu tertentu.
* Informasi Nama dan Alamat
* Informasi Nasabah
* Informasi Lengkap No. Rekening
* Pemeliharaan File Nasabah
* Pemeliharaan No. Rekening


Setelah memasuki Menu Utama, langkah selanjutnya adalah membukasistem sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Dari Menu Utama pilih membuka sistem, setelah itu
akan keluar permintaan untuk mengisi Staff-ID dan password kepala teller(cash officer) untuk membuka sistem.
Jika Staff-ID dan password sudah benar, maka sistem akan dibuka pertama kali oleh teller dengan password yang telah ditentukan oleh Kepala Group Operation, dan kemudian dibuka oleh bagian cash officer (sistem dual costudian)dan jika tanggal,hari ini tidak sama dengan tanggal mesin, maka akan tampil peringatan :
"TANGGAL MESIN TIDAK SAMA"
Untuk itu tellerharns melaporkan hal tersebut kepada cash officer, dan olehcash officer tanggal mesin akan dirubah. Karena untuk merubah tanggal mesinmerupakan wewenang dari cashofficer. .

Jika semua persyaratan membuka sistem telah dipenuhi maka langkah selanjutnya adalah membuka terminal oleh setiap petugas dengan menggunakan Staff-ID dan password masing masing, sebagai contoh staff ill untuk bagian  teller adalah K03. Password dari masing-masing teller tersebut bisa diganti oleh teller itu sendiri, yaitu dengan menggunakan Menu Teller .

Setelah itu teller dapat merubah password lamanya dengan passwordnya yang baru. Penggantian password ini adalah untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan teller itu sendiri. Dan akan muncul Tampilan Screen jika dipilih menu teller nomor 1, yaitu menu mengganti password. Pada tampilan tersebut teller diminta untuk memasukkan password lama yang telah ditentukan oleh kepala group operation. Jika password lama sudah benar dan ditekan tombol maka
tampilan ini yaitu pengisian password baru yang dilakukan dua kali untuk memastikan kebenarannya.

Dari pilihan-pilihan tersebut,jika kita ingin memasukkan nama akhir baru pilih [B]aru, jika ingin membuka rekening dari nasabah lama yang sudah mempunyai rekening (ingin membuat rekening lagi) pilih Bi[K]in, dan jika ingin menambah nomor rekening dengan data yang sama pilih [T]ambah. Sedangkan untuk keluar dari menu pembukaan rekening pilih [S]elesai. Untuk membuka rekening yang baru tampilan yang akan terlihat .  Kemudian formulir pembukaan rekening diisi dengan lengkap dan benar. Contoh data nasabah yang akan diisikan pada tampilan tersebut dapat dilihat pada Formulir pembukaan rekening Tabungan pada . Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:   
1.      Golongan pemilik 
Di isi berdasarkan tabel yang dapat dilihat dengan menekan fungsi tombol F2. Kode golongan pemilik yang sudah disediakan dalam sistem adalah B. '1' adalah alamat surat yang dikirim ke kantor nasabah C. '2' adalah surat yang diambil sendiri oleh nasabahnya di Bank (Hold).
2.      NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Merupakan nomor pokok wajib pajak dari nasabah yang telah dikenakan wajib pajak oleh Dirjen Pajak.
3.      Acc.O / S.A (Account Officer / Service asisstant)
Berbeda dengan Teller yang hanya mempunyai wewenang untuk menginput
dan membuat transaksi yang terjadi,Service assistant mempunyai wewenang
dan tanggungjawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan denganjasa
dan product Bank yang akan diberikan kepada nasabah dan calon nasabah
seperti melayani dan memberikan keterangan lengkap , menerima dan
meneliti formulir aplikasi yang telah diisi, meminta persetujuan kepada
officer yang berwenang, membantu kegiatan promosi dan menyimpan
semua dokumen-dokumen nasabah. Didalam sistem ini bisa dilihat dengan
menekan tombol fungsi Fl. Daftar Account officer yang sudah disediakan
sistem adalah sebagai berikut : Proses akhir bulan. Untuk pembukaan rekening bagi nasabah baru tidak dikenakan biaya administrasi sehingga isiannya adalah O.
4.      Kode Jenis Bunga
Kode jenis bunga menentukan cara perhitungan bunga ini disesuaikan
dengan jenis perhitungan bunga yang berlaku pada bank tersebut. Sistem
aplikasi menyediakan 2 pilihan cara perhitungan bunga, yaitu dengan kode
sebagai berikut :
A. '0' adalah perhitungan bunga dengan saldo rata-rata.
B. '1' adalah perhitungan bunga dengan saldo terendah.
Jika pengisian data telah benar, maka data nasabah tersebut selanjutnya
disimpan dan nasabah akan mendapatkan nomor rekening yang di-generate
oleh komputer secara otomatis. Nomor rekening tersebut akan ditampilkan
pada pojok kanan atas monitor. Setelah akhir proses pembukaan rekening ini
maka untuk selanjutnya nasabah sudah tercatat nomorrekeningnya di Bank dan bisa melakukan transaksi penarikan atau penyetoran tabungan.

C. Informasi Data Nasabah Dan Rekening

            Pada proses pengolahan data tabungan, management Bank tidak terbatas hanya melakukan proses transaksi atau penghitungan saldo dan bunga tetapi juga mencakup pengolahan data dan informasi mengenai nasabah atau nomor rekening. Informasi ini sangat diperlukan sebagai bagian sistem informasi management Bank pada sub sistem Customer Information System. Sistem aplikasi tabungan menyediakan fasilitas pengolahan informasi mengenai data atau nomor rekening nasabah dalam bentuk pilihan menu yang menyajikan informasi yang diminta ke Screen atau printer. Menu yang menyediakan fasilitas tersebut adalah menu Teller atau Head Teller. Informasi pada menu Teller hanya bersifat pemantauan tanpa dilakukan perbaikan sedangkanpada menu Head Teller memungkinkan untuk dilakukan perbaikan data nasabah atau rekening. Pencarian informasi dapat berdasarkan nama akhir nasabah atau nomor rekening yang dimaksud.  Langkah-Iangkah operasional selengkapnya untuk mendapatkan informasi yang diminta dijelaskan dalam manual sistem berikut ini. Petugas Bank biasanya memerlukan nomor rekening atau nomor urut nasabah yang sudah tercatat di Bank sampai saat ini. Informasi Nomor Rekening Terakhir yang ada pada saat itu dapat dilihat pada Menu Teller .

            Jika ingin melihat informasi lengkap dari para nasabah dapat dilihat  Menu Teller baik berdasarkan nama akhir maupun nomor nasabah. Tampilan Screen tersebut dapat dilihat , Jika dipilih informasi berdasarkan nomor nasabah (pilihan nomor 1,Berdasarkan nomor nasabah) maka masukkan nomor nasabah (nomor urut nasabah) pada tampilan setelah mengeksekusi pilihan nomor 1 tersebut. Selanjutnya screen akan menampilkan informasi nasabah yang dicari tersebut. Sistem juga menyediakan informasi yang terbatas meliputi nama dan alamat para nasabah yang terdapat pada Menu Head Teller

D. Perbaikan Data Nasabah Dan Rekening

Informasi nasabah pada sebuah Bank tidak selamanya sesuai dengan data
nasabah yang sebenamya. Hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan input data
oleh petugas Bank dan tidak sempat diperbaiki atau terjadinya perubahan data
nasabah, misalnya nasabah sudah pindah alamat, pindah kerja, dan lain-lain.
Sistem aplikasi Tabungan menyediakanmenu untuk melakukan perbaikan data
nasabah yang sudah tercatat di Bank. Pilihan operasinya adalah pada menu
Head Teller. Proses perbaikan data nasabah dimulai dengan memilih menu Head
Teller, submenu nomor yaitu Pemeliharaan File Nasabah. Masukkan nama
nasabah atau nomor rekening yang datanya akan diperbaiki.Langkah selanjutnya
adalah pilih [R]ubah.

Senin, 04 Juni 2012

Mekanisme Pelayanan Bank (Kasus)


Kasus 1 : Pembayaran Dengan Menggunakan Giro

Kasus :
Joko adalah customer dari Atun. Joko membeli mobil Toyota Avanza dengan menggunakan cek. Joko menabung uangnya dalam tabungan giro di SITI Bank. Atun tidak mau mencairkan uangnya di SITI Bank karena lokasi yang cukup jauh untuk ditempuh. Tapi ia ingin mencairkan uangnya di banknya sendiri yaitu KARMAN Bank. Jelaskan proses perjalanan uang dari SITI Bank ke KARMAN bank?

Jawab :

Atun meminta ke KARMAN Bank untuk mencairkan uang dari cek yang diberikan Joko yang ia tabung dari SITI Bank. KARMAN Bank sudah melakukan kerjasama dengan BI yaitu Giro Wajib Minimum. GWB adalah dimana suatu bank menyimpan tabungannya di rekening BI agar bisa melakukan transaksi kliring antar sesama Bank. Minimal jumlah tabungan yang harus ada di rekening bi sebesar 8% dari tabungan bank tersebut.  Untuk bisa melakukan perlakuan ini kedua pihak yaitu SITI Bank dan KARMAN Bank harus memiliki tabungan R/K di BI. Jurnal yang dicatat pada BI akan GWB tersebut adalah

Asset
Liabilities

+R/K SITi
+ R/K Karman                         

Nah, langkah selanjutnya yang dilakukan KARMAN Bank adalah memberikan surat ke BI untuk melakukan kliring antar R/K KARMAN dan R/K SITI. Surat itu disebut Nota Debet Keluar. Lalu BI mengirim surat ke SITI Bank agar meminta izin akan pengambilan tabungan di R/K SITI untuk menebus cek pembayaran tersebut. Surat ini disebut Nota Debet Masuk. Kemudian, SITI Bank menanggapi surat nota debet masuk itu dari BI dengan mencatat jurnalnya yaitu :

Asset
Liabilities
(-)R/K pada BI
(-) Giro

Setelah dicatat, SITI Bank kembali memberikan persetujuan ke BI untuk mengambil tabungan giro Joko untuk dikirim KARMAN Bank. Karman Bank menerima uang tersebut dan memasukannya ke tabungan Atun. Berikut pencatatannya :

Asset
Liabilities
(+) R/K pada BI
(+) Tab. Atun

Berikut Ilustrasi Penggambarannya :













Kasus 2 : Pengiriman Uang

Kasus :
Joko adalah teman baik Atun. Joko merayakan ulang tahunnya yang ke 50 tahun. Karena Atun adalah teman baiknya, ia dengan berbaik hati ingin memberikan uang ke Joko sebesar 100 Juta. Joko adalah nasabah SITI Bank dan Atun adalah nasabah KARMAN Bank. Jelaskan proses perjalanan uang dari KARMAN Bank ke SITI Bank ?

Jawab :

Atun meminta ke KARMAN Bank untuk memberikan uang dari tabungannya ke tabungan Joko sebanyak 100 juta. Lalu, Karman Bank mengirim surat untuk memberikan tabungan dari R/Knya di BI ke tabungan R/K Siti Bank. Surat itu disebut nota kredit Keluar. BI menanggapi surat dari KARMAN Bank dan kembali melakukan hal yang sama seperti KARMAN Bank yaitu memberikan surat ke SITI Bank untuk memberik persetujuan akan pemberian uang dari R/K karman ke R/k SITI.

 Surat itu disebut nota kredit masuk. Lalu surat itu ditanggapi oleh SITI Bank. Dan Siti Bank melakukan pencatatan jurnal yaitu :

Asset
Liabilities
(+) R/K pada BI
(+) Tab. Joko

Pencatatan juga dilakukan oleh pihak BI yaitu :


Asset
Liabilities

(+)R/K Siti
(-) R/K Karman

Pencatatan juga dilakukan oleh KARMAN Bank yaitu :

Asset
Liabilities
(-) R/K pada BI
(-) Tabungan Atun


 Berikut Ilustrasi Penggambarannya :



Kasus 3 : Penolakan Kliring

Kasus :

Berdasarkan kasus “Pembayaran dengan menggunakan giro”. Tetapi setelah di cek R/K SITI Bank, tabungan Joko ternyata tidak ada. Lalu langkah apa yang harus dilakukan BI sebagai perantara kedua pihak akan kasus tersebut?

Jawab :

Langkah pertama adalah SITI Bank melapor ke BI karena jumlah tabungan Joko tidak ada. Laporan tersebut adalah Tolakan Kliring. Setelah BI menerima tolakan kliring tersebut, BI melakukan evaluasi pencatatan jurnal kembali yaitu :


Asset
Liabilities

-R/K SITi
+R/K Karman                         

Lalu BI memasukan Joko ke dalam Blacklist Karena telah memalsukan transaksi akan pembayaran giro. Kemudian BI memberikan pemberitahuan kepada KARMAN Bank untuk memperbaiki pencatatan jurnal akan transaksi awal tersebut menjadi :

Asset
Liabilities
(-) R/K pada BI
(-) Tab. Atun

 Surat Penyerahan Kliring

Nota debet keluar, yaitu warkat yang disetorkan oleh nasabah suatu bank untuk keuntungan rekening nasabah tersebut.

Nota kredit keluar, yaitu warkat pembebanan ke rekening nasabah yang menyetorkan untuk keuntungan rekening nasabah tersebut.

Nota debet masuk, yaitu warkat yang diserahkan oleh peserta lain atas beban nasabah bank yang menerima warkat
Nota kredit masuk, yaitu warkat yang diserahkan oleh peserta lain  untuk keuntungan nasabah bank yang menerima warkat.
Tolakan kliring yaitu surat yang diberikan ke perantara karena adanya kesalahan transaksi yang dinginkan

Jadi bila kita masukkan sisi positif atau negative nya yaitu :

Surat
Saldo di BI
NDK
+
NDM
-
NKK
-
NKM
+
TOLAKAN
+/-

Suatu bank dikatakan kalah kliring apabila bank tersebut kurang akan minimum GWM yaitu 8 %
Bank tersebut kurang akan minimum karena adanya kasus penyalahgunaan cek pembayaran.

Contohnya :
Siti punya deposit = 100 juta
GWM siti 8%        = 8 juta
Siti kalah  kliring   = (2 juta)
Total                      = 6 juta, kurang 2 juta untuk mencapai batas minimum GWM

Langkah yang harus dilakukan oleh bank tersebut harus meminjam dari R/K bank lain sehingga mencapai batas minimum GWM. Hal itu disebul Call Money. Kekalahan kliring tidak berpengaruh  jika saldo R/K bank tersebut di BI tidak memenuhi GWM minimum.


Cash reserves : Penentu likuiditas --- Kas
                                                       --- R/K pada BI yaitu LRR/GWM
Loan aturannya :


1. LDR  :Loan/ Deposit + Capital = Maksimal 110 %

*capital harus sebesar 10% ----prinsip ke hati-hatian
Artinya : setiap loan yang disalurkan harus berasal dari Deposit Capital
2. KUK ( Kredit Usaha Kecil)
    Minimal 20% loan
    Bunga KUK < Bunga Deposito
    Bunga KUK > Bunga Tabungan
-          Harus diambil dari tabungan karena jika diambil dari giro & deposito akan menyebabkan negative.
NB : giro : Fluktuatif
         Deposito : suku bunga tinggi

Macam – Macam Loan :

      1.      Konsumtif (ex : credit card akan bunganya besar) bank mengambil dana dari tabungan untuk     meminjamkan kredit
Ada negative miss match yaitu terjadi saat sumber dana jangka panjang digunakan untuk mendanai jangka pendek sebaliknya persentase tingkat bunga sumber dana > tingkat bunga kredit
      2.      Investasi
      3.      Modal Kerja, dll
       

      Kasus 4 : Kliring antar Kantor


RAK (rekening antar kantor)/ RPT
1. Kliring terjadi karena perbedaan bank bukan Cuma tempat/wilayah
2. Transfer terjadi karena banknya sama tapi beda tempat/wilayah
Kasus :
Atun adalah nasabah Bank Niaga Jakarta dan Joko nasabah BPD Papua di Mapi. 2 Bank tersebut berada di lokasi daerah yang berbeda. Bagaimana cara penyaluran uang dari keduan bank tersebut ?


Jawab :
Proses transfer harus menggunakan perantara lagi ketika Atun ingin mengirimkan uang kepada Joko. Bisa dilihat bahwa mekanismenya hampir sama dengan kasus ketiga. Namun dapat dilihat, kali ini Bank Niaga Jakarta harus melewati proses kliring dahulu ke Bank BRI Jakarta. Kemudian, Bank BRI Jakarta mentransfernya ke Bank BRI Makasar. Sekali lagi, proses kliring dilakukan dan tujuannya adalah BPD Papua Makasar. Setelah itu, baru BPD Papua Makasar mentransfer uangnya ke BPD Papua Mapi, yang selanjutnya akan masuk ke giro atau tabungan Joko.


Kasus 5 : Kliring antar Daerah










Gambar diatas menunjukan telah terjadi transaksi antara Tuan A yang merupakan nasabah BRI Jakarta dengan Tuan B yang merupakan nasabah BPD Papua . Tuan A ingin mengirimkan uang sebesar 20 juta kepada Tuan B melalui BRI Jakarta. Namun karena BPD Papua tidak mempunyai cabang di Jakarta maka BRI mencari cabang BRI di kota dimana BPD Papua juga terdapat cabang di kota tersebut , dalam hal ini BRI dan BPD Papua sama – sama mempunyai cabang di kota Makasar . Oleh karena itu BRI Jakarta mengirimkan uang kepada BRI Makasar , pengiriman ini dinamakan transfer . Dan BRI Makasar akan melakukan transaksi kliring dengan BPD Papua Makasar untuk mengirimkan dana tersebut melalui perantara Bank Indonesia . Selanjutnya BPD Papua Makasar akan mentransferkan dana tersebut ke BPD Papua di Mapi yang merupakan Bank dari Tuan B


Kasus 6 : Kliring antar Negara








Kasus:

Atun yang sedang berada di Arab ingin mengirimkan uang untuk Joko yang berada di Jakarta (Joko pengguna jasa Bank BNI). Untuk merealisasikan keinginannya, Atun dapat menggunakan dua cara. Apa sajakah itu?


Jawab :
Cara yang pertama adalah dengan menggunakan bank draft. Bank draft adalah surat berharga yang berisi perintah kepada bank lain untuk membayar sejumlah uang pada orang yang telah ditentukan pada waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Untuk itu, Atun harus memberikan uangnya ke pada Bank of Arab Saudi (Atun berada di Arab). Kemudian, Bank of arab Saudi akan memberikan Atun sebuah surat. Surat tersebut kemudian dikirimkan oleh Atun kepada Joko yang berada di Indonesia. Kemudian setelah suratnya sampai, Joko membawa surat tersebut ke Bank BNI untuk menagih uang tersebut.

Data Flow Diagram (DFD)

 *Setiap Nasabah memiliki nomor rekening dan nasabah yang berbeda dan setiap kantor bank memiliki nomor, unutk mempermudah pengelompokan di neraca asses dan liabilities
Setiap hari bank selalu melakukan proses akhir hari per saldo rekening yang terjadi pada hari tersebut. Danpada akhir bulan bank juga menghitung saldo akhir bulan per rekening yang nantinya akan menjadi saldo awal bulan selanjutnya. Perhitungan saldo akhir bulan yaitu:
Saldo akhir bulan = saldo akhir hari + bunga
Sedangkan perhitungan bunga yaitu:

Note: bunga disisi liabilities dibagi 365 hari; sedangkan disisi asset dibagi 360.

Metode perhitungan bunga:
1. Saldo terendah
Contoh: tabungan Atun di Siti Bank seperti tabel dibawah dengan tingkat bunga 10%.



2. Saldo rata-rata
Dalam kasus diatas, maka saldo rata-rata per bulan (50+60+45+35)/4= 47,5 juta



3. Saldo harian
Saldo harian dihitung per perubahan saldo, berdasarkan contoh diatas maka


Menghitung bunga kredit ada 2 cara yaitu:
1. Flat (Fix rate)
Contoh: leasing à Atun meminjam uang sebesar 10 juta, tingkat bunga 10%/thn selama 3 tahun pinjaman. Maka tingkat bunganya mnenjadi 30%/3thn untuk pinjaman 10 juta. Hasil cicilan bunga akan tetap selama 3 tahun sebesar:




2. Anuitas 
    Contoh: Kredit